Blended learning terdiri dari kata blended (kombinasi/
campuran) dan learning (belajar). Istilah lain yang sering digunakan
adalah hybrid course (hybrid = campuran/kombinasi, course = mata kuliah). Blended learning merupakan pembelajaran
yang memadukan pertemuan tatap muka di kelas dengan kegiatan - kegiatan
terintegrasi yang difasilitasi dengan komputer, internet, dan media - media
pembelajaran lainnya. Demikian juga ditemukan bahwa model pembelajaran berbasis
blended lebih baik daripada pembelajaran tatap muka ( face to face ). Blended
learning telah menawarkan kesempatan belajar untuk menjadi baik secara
bersama-sama dan terpisah, demikian pula pada waktu yang sama maupun berbeda.
Sebuah komunitas belajar dapat dilakukan oleh pelajar dan pengajar yang dapat
berinteraksi setiap saat dan di mana saja karena memanfaatkan yang diperoleh
komputer maupun perangkat lain sebagai fasilitasi belajar.
Blended
learning memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihan blended
learning adalah dapat melakukan difersivikasi pembelajaran dan memenuhi
karakteristik belajar siswa yang berbeda-beda. Misalnya, siswa yang enggan
berdiskusi di kelas mungkin saja akan lebih aktif berdiskusi secara tertulis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa blended
learning lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka maupun
e-learning. Tidak semua orang berani dalam mengajukan pendapatnya apabila di
tempat umum langsung seperti kelas. Ada saja mahasiswa yang sebenarnya memiliki
banyak ide namun kurang berani menunujukkannya. Dengan blended learning ini mahasiswa yang lebih tertutup akan menjadi
lebih aktif. Sedangkan kekurangan dari blended
learning itu sendiri adalah :
- Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana dan prasarana tidak mendukung
- Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet. Padahal dalam blended learning diperlukan akses internet yang memadai, apabila jaringan kurang memadai akan menyulitkan peserta dalam mengikuti pembelajaran mandiri via online
- Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi
- Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki pelajar, seperti komputer dan akses internet
Testimoni :
Bagi saya, blended learning merupakan suatu hal yang baru. Memang blended learning sangat bermanfaat
dibandingkan metode tatap muka atau kuliah online saja. Namun, blended learning ini perlu didukung oleh
berbagai aspek. Tidak sesederhana dalam kuliah tatap muka atau kuliah online.
Seperti yang saya post-kan hasil diskusi kelompok saya di atas, blended learning memiliki kelebihan dan
kekurangan. Saya akan mencoba mengaitkan blended
learning dengan situasi dan kondisi pendidikan di Indonesia, khususnya di
Medan.
Blended
learning merupakan
kombinasi antara tatap muka dan kuliah online. Seperti kelas psikologi
pendidikan yang saya ikuti pada hari Sabtu, 12 Mei 2012 kemarin, saya merasakan
langsung bagaimana blended learning
itu. Yah, dengan bantuan internet, kami bisa mendapat lebih banyak informasi
mengenai materi, dan itu sangat membantu diskusi kami. Terima kasih banyak,
teknologi. Namun, itu berarti setiap orang harus memiliki gadget portable yang
bisa di bawa saat kelas bukan ? Misalnya, laptop, smartphone, tablet, dan
semacamnya. Pertanyaan yang muncul di benak saya, apakah setiap mahasiswa pasti
memiliki salah satu gadget itu ? Tentu tidak. Kenyataan yang terjadi, akan ada
mahasiswa yang merasa “berbeda”. Menurut saya, blended learning ini akan lebih efektif apabila semua fasilitas
sudah tersedia di sekolah atau kampus, atau apabila semua pelajar pasti sudah
memilki fasilitas yang akan digunakan secara merata.