Usia pra-sekolah dimulai dari seorang anak lahir dari rahim ibunya sampai ia akan memulai pendidikan formal-nya. Usia ini merupakan suatu masa emas seorang anak, dimana anak akan sangat aktif dan mulai berekspresi sebebas – bebasnya.
Sejak lahir, anak itu ibarat kertas putih yang polos, dan usia pra – sekolah ini merupakan goresan – goresan pertama bagi si kertas putih itu. Di usia ini, anak belum bisa menentukan mana yang baik buruk atau pun benar salah. Oleh sebab itu, pendidikan yang diberikan pada masa ini sangat penting sebagai fondasi bagi seorang anak, bagaimana dasar – dasar pengetahuannya, cara berpikirnya, keterampilannya, dan lain sebagainya.
Saat ini, anak-anak sudah diminta bisa menguasai banyak keahlian saat memasuki usia sekolah dasar. Sehingga, di prasekolah, anak-anak sudah harus mulai belajar banyak hal. Padahal, menurut banyak literatur mengenai perkembangan anak usia prasekolah, tugas utama mereka adalah bermain.
Lalu, kapan saatnya anak bermain jika ia harus belajar banyak hal sejak usia prasekolah?
Lembaga perkembangan anak-anak dari Amerika Serikat, National Association for the Education of Young Children (NAEYC) mengungkap, alaminya, anak gemar bermain. Pengalaman pertama anak mengeksplorasi dunia adalah melalui indera-inderanya, dan mereka menggunakannya untuk bermain. Awalnya bermain sendiri, lama kelamaan bermain dengan orang lain.
Menurut pemimpin NAEYC, Peter Pizzolongo, bermain adalah pekerjaan utama anak-anak.
Tipe-tipe permainan anak prasekolah bisa dibagi dalam 4 tipe:
- Drama
Sandiwara yang disutradarai, bisa menggunakan kostum, bermain peran, menggunakan mainan atau boneka untuk merepresentasikan karakter dalam cerita, dan menciptakan lokasi imajiner.
- Manipulatif
Memegang dan menggenggam mainan kecil yang umumnya digunakan untuk membangun objek tertentu, atau menyusun puzzle, karakter, biji-bijian, dan lainnya.
- Fisik
Menggerakkan seluruh badan dalam bentuk aktivitas seperti bersepeda, bermain bola, lompat tali, hulahup, membangun struktur, dan lainnya.
- Kreatif
Menggunakan materi-materi seni, seperti cat, tanah liat, spidol, pensil, lem, dan sebagainya. Permainannya menggunakan bahan-bahan tadi dalam serangkaian proses, bukan di penghujung proses.
Intinya, untuk usia pra-sekolah, anak – anak memang harus belajar banyak hal. Namun itu bukan berarti tidak bisa bermain, melainkan bermain sambil belajar ^^
Sumber :